Muhammadiyah...oh...Muhammadiyah...

Muhammadiyah Dinilai Kurang Dewasa Tanggapi Iklan Politik PKS

"Jadi seharusnya Muhammadiyah tidak perlu memprotes iklan PKS, karena KH Ahmad Dahlan merupakan milik semua orang. Telebih lagi iklan itu diluncurkan dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda yang tentunya bertujuan untuk membangkitkan kembali nilai-nilai semangat Sumpah Pemuda," katanya.


Medan (ANTARA News) - Muhammadiyah dinilai kurang dewasa dalam menyikapi penggunaan gambar ulama KH Ahmad Dahlan dalam iklan politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara (USU), Warjio MA, di Medan, Sabtu, mengatakan memang benar KH Ahmad Dahlan merupakan tokoh pendiri Muhammadiyah, tetapi bukan berarti dia hanya milik Muhammadiyah semata. KH Ahmad Dahlan sudah menjadi milik seluruh rakyat Indonesia dan sudah menjadi aset bangsa.

"Jadi seharusnya Muhammadiyah tidak perlu memprotes iklan PKS, karena KH Ahmad Dahlan merupakan milik semua orang. Telebih lagi iklan itu diluncurkan dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda yang tentunya bertujuan untuk membangkitkan kembali nilai-nilai semangat Sumpah Pemuda," katanya.

Menurut dia, sah-sah saja siapapun yang akan menggunakan gambar tokoh islam tersebut selama tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia, seperti digunakan untuk memojokkan seseorang ataupun kegiatan-kegiatan sosial.

Pada bagian lain, ia mengatakan, sikap protes yang ditunjukkan Muhammadiyah tidak terlepas dari kepentingan beberapa partai yang kelahirannya "dibidani" oleh beberapa tokoh Muhammadiyah.

Mereka seolah "kebakaran jenggot" karena kalah start dengan PKS yang berhasil memanfaatkan momen Sumpah Pemuda dengan menggunakan gambar KH Ahmad Dahlan maupun tokoh-tokoh bangsa lainnya dalam iklannya.

"Kita pantas memuji ide-ide yang dilakukan PKS itu. Ini merupakan salah satu kecerdasan tokoh-tokoh elit PKS yang dapat mengambil momen Sumpah Pemuda," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsudin, menyesalkan tindakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap mendompleng gambar pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dalam iklan politik.

"Tindakan itu sebenarnya tidak etis, walaupun KH Ahmad Dahlan adalah milik umat dan bangsa sebagai pahlawan nasional, tetapi dia juga adalah pendiri dan tidak bisa dilupakan dari Muhammadiyah," katanya.

Menurut dia, sebagai organisasi masyarakat besar dan tua, maka sejak 1971 Muhammadiyah menegaskan tidak mempunyai hubungan baik secara organisatoris ataupun struktural dengan partai politik manapun.

"Muhmadiyah tidak memiliki hubungan dengan parpol manapun dan warganya mempunyai kebebasan dalam memilih dan menentukan hak politik," katanya.
PKS Ubah Citra Jadi Populer

Liputan6.com, Jakarta: Partai Keadilan Sejahtera menggelar dialog budaya dalam acara memperingati Sumpah Pemuda di Gedung Kementerian Pemuda Olahraga, Jakarta, Selasa (27/10). Berbeda dengan acara-acara PKS umumnya, kali ini penuh dengan artis papan atas dan Ibu Kota.

Anis Mata, Sekretasi Jenderal PKS, mengatakan ini menunjukkan para artis punya kedudukan setara dengan politisi. "Kita ingin memposisikan para seniman sederajat dengan politisi. Kita tidak ingin menjadikan mereka hanya sebagai pelengkap, penghibur," kata Anis.

Tak hanya itu, PKS tampak berubah warna akhir-akhir ini. Iklan PKS yang tayang di televisi menunjukkan citra non eksklusif. Apakah ini upaya PKS menarik simpati kalangan muda? Waktulah yang akan segera membuktikan.(BOG/Frans Ambudi)

Selayang Pandang

Pesta Demokrasi sebentar lagi akan digelar. Hajat lima tahunan yang banyak dinantikan oleh penduduk Indonesia. PEMILU. Dari sepanjang sejarah yang ada di Indonesia, banyak catatan dari pengalaman pesta demokrasi tersebut. Rakyat selalu berharap, akan datang perubahan yang lebih baik dan nyata. mulai dari tahun 1955 sampai dengan tahun 2004. Perputaran dan pergantian roda kekuasaan di negeri ini senantiasa bergulir.